Rabu, 19 Oktober 2011

always remember sum1 when i singing this song..



Look at the stars,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah, they were all yellow.
I came along,
I wrote a song for you,
And all the things you do,
And it was called yellow.
So then I took my turn,
Oh what a thing to have done,
And it was all yellow.
Your skin
Oh yeah, your skin and bones,
Turn into something beautiful,
You know, you know I love you so,
You know I love you so.
I swam across,
I jumped across for you,
Oh what a thing to do.
Cos you were all yellow,
I drew a line,
I drew a line for you,
Oh what a thing to do,
And it was all yellow.
Your skin,
Oh yeah your skin and bones,
Turn into something beautiful,
And you know for you,
I’d bleed myself dry for you,
I’d bleed myself dry.
It’s true, look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine for,
Look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine.
Look at the stars,
Look how they shine for you

Sabtu, 26 Maret 2011

Doa Cucu kepadaNya

Ratapi lamun tak kunjung usai

Tanyaku sebab apa mengapa ini

Doa terurai tiap sujud

Sudikah Kau Tuhan beri secangkir kopi robusta setiap pagi untuk mamahnya mamah saya?
Karena ia sangat suka, apalagi ada roti selai strowbery yg dibeli di warung sebelah
Sudikah Kau Tuhan beri ia selimut agar tidak menggigil dingin ditanah merah??
Maaf Tuhan, beri ia kunci VIP untuk ke ruangan yg banyak fasilitas, samping rumahmu.
Jika boleh, saya minta ia untuk makan buah laranganMu, agar ia kembali bersama ajaki shalat..

Rabu, 02 Maret 2011

Kepala Batu

Putus, balikan lagi.
Putus, balikan lagi.
Udah disakitin, tetep 'keukeuh' sm dia lg.
Keukeuh! Wlaupun dikatain yang ngga2.
Ini Note khusus buat temen dket gw yg gak usah gw sebutin siapa, sekalipun dia baca pasti dia tau ini buat dia.
Cbalah knsisten sm jnj lu sm gue, harga diri lu jaga, itu sm aja lu ngerelain hrg diri lu keinjek2 ky gt.
Gw ngamatin lu, miris gw kalo lu kyk gt(lagi), wlwpun skrg msh, gw tetep ga bkal nytujuin lu sm dia. Krn dia ga bae buat lu.
Berkaca pd keslahn kmren. Jgn keulang lg,

Thanks 4 all, God.

Kalut isi otakku saat ini dan serasa berada dalam 1 persimpangan, karna pikirku ini terbalik, dan aku paham bukan hanya mengerti.
Tuhan, aku terima semua yg kau beri, tapi aku mohon Tuhan.. Izinkan aku membaca kedua bola matanya yang berkaca-kaca sayu, seperti ingin ku eja huruf demi huruf.
Terimakasih Tuhan karena tlah Kau anugerahi semuanya.
Hawaku, terimakasih telah mencintaiku dengan segala kekuranganku.
Mungkin utusan Tuhan adalah..
Kamu.. :))
Iya, Kamu.
Nothing else, only You.. >3

"For my bestfriend"

Saat merasa sendiri justru butuh seseorang yang temaniku.
Yang mengerti aku, bahkan yang paham.
Sekalipun aku sendiri, dan tetap sendiri meratapi sepi.
Ketika aku terpojok, ketika aku perih, ketika ku menangis, ketika ku terjatuh
Kau datang sembuhkan luka ini, bangkitkan gejolak semangat hidupku, terimakasih, Sahabatku.
:))

"Ma?"

Fi?
Iya..
hari sabtu pulang ya, fi?
Libur kn?
Mama bilang lewat tlpn.
Hmm.., i.., i..,
Iya, ma.
Mama senang ktika kubilang 'iya'.

Pulang ya, fi?
Iya, ma. :)
Bnr ya?
Mama kangen.
Luthfi juga, ma.

(Padahal, hr sbt aku harus mengerjakan seabrek tugas kuliah. Kewajiban. Sampai sekarang blm kelar).
Apa kbr?
Baik.
Mama?
Baik.

Ma..
Iya..
Nanti mama buatin masakan kesukaan km.
Bener ya, ma?
Iya.
Fi, pulang ya?
Mama kangen.
Asalamualaikum.
Tut.. Tut.. Tut..
Ma?
Ponsel y mati.

''Tamuku'', (suasana kesal)

Tidak boleh terjerumus ke lubang yg sama, meski sangat manis akan kubuang JAUH sampai ia bosan merayuku!
Oh, ia datang lagi dan lagi, godaiku.
Pergilah JAUH, ini bukan tujuan kau bertamu dalam ragaku, ragamu hanya untuk ragamu juga.
Tak pantas!
Pergilah, cari raga yang cocok buat kau bertamu dan cicipi segelas teh hangat serta beberapa makanan pembuka.
Baik, lihat aku, tatap aku, maka kau ku INJAK jika kau kembali!
Ternyata kau ngeyel.. Sepertinya kau pintaku untuk MEMBUNUH, KAU!!
Baik..
KUBUNUH KAU!!..,

Senin, 14 Februari 2011

4 my bestfriend

Saat merasa sendiri justru butuh seseorang yang temaniku.
Yang mengerti aku, bahkan yang paham.
Sekalipun aku sendiri, dan tetap sendiri meratapi sepi.
Ketika aku terpojok, ketika aku perih, ketika ku menangis, ketika ku terjatuh
Kau datang sembuhkan luka ini, bangkitkan gejolak semangat hidupku, terimakasih, Sahabatku.
:))

U Know Me So Well

Pertama kali kenal, ada perasaan yang ganjil yg ada pada diri gw, sampai saat ini msh terasa. Entah, sampai kapan ini berakhir.
Gw cinta. Ga ada respon sedikitpun dari dia.
Disisi lain, ada yg sayang sama gue, tapi sayang gw ga sayang sama dia. Gw bingung.
Mana yg kudu gw pilih? Ttp pertahanin cinta gw, atau pindah sm org yg sayang sama gw?
Hmm, gimana?
Itulah sdkit crta dr kwan gw, yg lagi bimbang.
Saran gw, dgr lagunya Melly-Bimbang, pasti KENA deh!
Hehe :D
Kalo gak lagu y sm*sh, u know me so well. LHO?!!

Jumat, 11 Februari 2011

Analisis dua Cerpen "Ibu Pulang" karya Fransiska Dewi Ria Utari dan Cerpen "Piano" karya Veronika A.

Judul                : Ibu Pulang
Penulis              : Fransisca Dewi Ria Utari
Tokoh              : -Wid (panggilan)
                          -Ibu
                          -Nenek



Sinopsis:
     Wanita yang sering dipanggil Wid itu adalah seorang Nasrani yang bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan, tetapi ia tidak pernah pulang ke rumah neneknya setiap natal tiba. Sebelumnya, sejak kecil ia tinggal di rumah neneknya bersama sang ayah tanpa kehadiran ibu dalam kehidupannya karena sejak usia tiga tahun ia sudah ditinggal jauh oleh ibunya.
     Suatu hari, menjelang natal, nenek menelponnya untuk menyruhnya pulang dengan alasan ia yang tak pernah pulang setiap natal tiba, selain itu, ada hal yang lebih penting kenapa natal sekarang ia harus pulang, karena ibunya yang sudah lama pergi telah datang.
     Maka, setelah dibujuk oleh neneknya dan dipaksa dengan nada marah, akhirnya ia memutuskan untuk pulang tepat pada malam natal, dengan melewatkan misa malam natal di gereja. Dalam  rumah yang ia sudah tempatin dari kecil itu, nenek memperkenalkannya dengan seorang perempuan paruh baya yang terlihat jelas kerut di beberapa bagian di wajahnya, walaupun begitu, perempuan itu terlihat masih memperlihatkan sisa-sisa kecantikannya di masa lalu. Wanita itu adalah ibunya.
     Jauh sebelum kedatangan ibunya dan kepulangnnya dinatal kali ini, sang ayah suadah lama meninggal, ia meninggal saat tertidur, tidak ketahuan sampai pagi, ketika nenek membangunkannya. Dan, malam itu mereka habiskan dengan berbincang-berbincang, mulai dari kehidupan ibunya saat meninggalkannya sampai alasan ibunya tidak datang ketika ayah meninggalkannya serta alasan ibunya meninggalkannya.
     Dua hari setelah natal, ibunya pulang. Dan, ia tetap tinggal di rumah nenek sampai tahun baru. Ketika ia membuka hadiah natal dari ibu, ia melihat album foto yang memasang foto-fotonya sewaktu kecil, dan ia belum pernah melihat foto-foto itu. Sembari melihat isi album foto itu, Nenekya bercerita bahwa Ayahnya begitu menginginkan ia dalam pernikahannya dengan Ibunya. Ia lahir lima tahun kemudian. Namun kehadirannya tak bisa menghalangi kepergian Ibunya. Bagi sang Ayah, ia adalah hadiah dalam hidupnya. Sementara bagi sang Ibu, kehadirannya adalah memorabilia ketidaksetiaannya. Kini ia menyadari mengapa wajahnya tidak sama dengan Ayahnya maupun Ibunya. Di halaman terakhir album foto itu, ia melihat dirinya sewaktu kecil berada di sebuah taman. Ia dipangku Ibunya yang sedang duduk bersama seorang lelaki dengan sorot mata dan senyum yang sama dengannya.

Analisis:
     Cerpen ini berceritakan seorang wanita yang dibesarkan oleh seorang nenek dan ayahnya dari kecil tanpa kasih sayang dari sang ibu. Wanita yang dipanggil dengan nama Wid dalam cerita ini adalah tokoh utama dengan menggunakan kata ganti orang pertama (aku), selain itu ada tokoh nenek dan ibu yang menjadi tokoh pendukung dalam cerita, dan ada pula tokoh ayah yang menjadi tokoh samar yang hanya menjadi perbincangan diantara tokoh-tokoh yang ada. Alur dalam ceritanya yaitu campuran atau maju mundur, karena sang ibu dalam cerita mengisahkan kehidupannya kepada tokoh utama sebelum ibu itu meninggalkannya.
     Dalam penokohannya, tokoh utama berkarakter tidak pedulian sehingga setiap natal tiba ia tidak pernah pulang dan merayakannya bersama neneknya, tapi sang nenek memaksanya pulang, karena ia pun begitu sayang sama neneknya itu. Dan, nenek, bersifat pemarah, suka memaksa dan mendesak, seperti yang sudah tertulis dalam cerita; “Nenek memang tipe orang yang suka mendesak”  dan “Nenek memang lebih nyaman untuk bersikap marah atau ngambek”. Sedangkan ibu, seorang wainta yang tegar tetapi gampang putus asa sehingga ia terpaksa jauh meninggalkan kan anak dan suaminya.
     Bila dilihat dari sisi religi, tokoh ‘aku’ ini merupakan umat nasrani yang tidak terlalu serius merayakan hari rayanya, karena selain tidak pernah pulang untuk merayakan natal dengan sang nenek, ia pun dengan sengaja melewatkan misa malam natal hanya dengan alasan tidak berminat bertemu dengan orang-orang yang mungkin masih mengenalnya. Dan itu sekaligus menjadi pesan religi dalam cerita ini, yaitu harus bisa lagi menghargain hari raya agama, selain itu ada pula tedapat mengenai bagaimana seorang anak harus bisa pula menghargain orang tua; ayah dan ibu sekalipun tidak pernah bertemu sekalipun, tidak hanya pada kedua orang tua saja, kepada keluarga lain pun harus dilakukan, pada seorang nenek misalkan, yang sepertia ada dalam cerita “Ibu Pulang” ini.










Judul                : Piano
Penulis              : Veronica A.
Tokoh              : -Kumala
                          -Nenek
  -Om Koko/Kus/ Kuswidiatmoko
  -Mak Min



Sinopsis:
     Ingatan Kumala yang baru saja turun dari sebuah taxy setelah kedatangannya dari belanda langsung melesat ke masa lalu ketika ia melihat rumah neneknya yang bercat hijau yang sekarang menjadi kusam termakan waktu. Dulu, di rumah itu ia tinggal bersama kakek, nenek dan ibunya, karena sejak lahir ia tidak pernah mengetahui siapa ayahnya. Tetapi sekarang rumah itu hanya ada neneknya yang menempatinya, karena sang kakek meninggal akibat penyakitnya yang tak bisa disembuhkan lagi, sedangkan ibunya, mati karena perbuatan kumala sendiri.
     Ibu Kumala yang bernama Maya itu seorang biduanita bersama grup musik keliling, yang menyanyi dari desa ke desa sampai akhirnya reputasi ibunya sebagai biduan naik daun, ia tak lagi menyanyi di panggung keliling, melainkan menjadi penyanyi tetap di sebuah bar di Yogyakarta. Hingga ibunya itu kenal seorang pemain piano yang bernama Kuswidiatmoko yang rumahnya tak jauh dari rumah neneknya.
     Om Koko, begitulah panggilan kumala pada teman ibunya itu. Maya, ibu Kumala belajar piano dengan Om Koko itu, dan setiap hari kedekatan mereka membuah cinta diantaranya satu sama lain, setiap hari pula mereka sering bermesraan setiap kali ibunya belajar piano. Kumala masih kecil saat itu, tetapi karena ia sering bermain dengan Om Koko itu, ia pun suka dengan orang sekarang dekat dengan ibunya itu, ketika Kumala melihat kemesraan diantara mereka berdua, Kumala tidak menyukainya, sampai akhirnya Kumala mencampurkan obat kakeknya dulu ke dalam minuman ibunya yang sengaja diberikan kepada ibunya itu, hingga sang ibu pun meninggal dunia, dan itu hanya diketahui oleh neneknya, segera setelah mengetahui hal itu, sang nenek menyuruh Kumala bersekolah di belanda ikut bersama adik neneknya yang menikah dengan warga kincir angin tersebut.
     Setelah melepas kerinduannya dengan sang nenek. Malamnya, Kumala tidur sembari bercerita satu sama lain, samapi nenek bilang kalo Om Kus - panggilan nenek pada Om koko, sudah lama terbaring sakit dan harus bobat ke rumah sakit.
     Maka keesokan harinya Kumala berangkat ke rumah Om Koko yang memang tak jauh dari rumah nenek itu. Sesampainya di sana, Kumala ditemui seorang perempuan paruh baya yang sering panggil MakMin. Mak Min sendiri bukan orang asing bagi Kumala, semenjak dari kecil, Kumala sering diasuh oleh Mak Min ketika nenek sibuk mengurusi kakek yang sedang sakit dan ibuny yang tidak pernah pulang karena sibuk menyanyi. Semenjak kematian maya ibu Kumala, atas permintaan Om Koko sendiri, Mak Min mengurusi Om Koko karena setelah itu Om Koko jatuh sakit. Saat Mak Min bercerita bagaimana ia bisa ada di sana pada Kumala, Om Koko datang dengan tubuh lemahnya, dan ketika melihat Kumala, Om Koko menganggap Kumala adalah Maya, ibunya Kumala sekaligus kekasih Om Koko dulu


Analisis:
     Kumala, tokoh utama dalam cerita ini yang menggunakan sudut pandang orang pertama (aku) ini adalah orang yang pendendam dan memiliki rencana jahat terhadap ibunya sendiri, selain itu ia baik pada semua orang termasuk pada neneknya, Mak Min dan Om Koko yang ia cintai secara sembunyi-sembunyi hingga mengorbankan nyawa ibunya. Sedangkan Om Koko sendiri tokoh yang menjadi objek utama dalam pembicaraan dalam cerita ini sebenarnya orang yang baik, dengan terbukti mau mengajarkan piano pada Maya ibu Kumala, tapi sayang kedekatannya dengan Maya tidak disukai oleh anaknya Maya sendiri yaitu Kumala yang menjadi tokoh utama ini. Mak Min, yang pernah mengurusi si tokoh utama ini memiliki sifat yang baik, dengan terbukti ia mau mengurusi Om Koko yang sedang sakit diusianya yang sudah tidak muda lagi. Nenek, tokoh yang penting dalam cerita ini yang mengetahui kejadian tentang matinya anaknya sendiri – Maya, yang tak lain adalah anaknya, yang telah dibunuh oleh cucunya sendiri sekaligus anak dari Maya, adalah seorang nenek yang baik hati dan sayang pada cucunya hingga ia menyuruh Kumala cucunya bersekolah di Belanda, tinggal bersama keluarganya di sana, agar tidak ada orang yang mengetahui kejadian yang sebenarnya itu, walau pun ia merasa kehilangan sekali anaknya itu, Maya.
     Setting tempat cerita ini di suatu tempat di Yogyakarta, seperti yang sudah dituliskan dicerita “Ia tak lagi menyanyi di panggung keliling, melainkan menjadi penyanyi tetap di sebuah bar di Yogyakarta”.
     Alur yang digunakan yaitu alur maju mundur atau campuran, karena bagaimana kisah tokoh utama –Kumala, dimasa lalu ketika ia kecil diceritakan berkali-kali dibeberapa bagian cerita.
     Kebencian dan dendam tokoh utama pada ibunya terlihat dibeberapa bagian dalam cerita ini seperti “Namun, menurut pendapatku, ia tak lebih dari seorang wanita tolol. Kecantikan dan suaranya yang mendayu, hanya bisa mengantarkannya menjadi biduanita kelas teri” atau “Aku benci karena ibu bisa belajar bermain piano bersama Om Koko, sedangkan aku tidak”. Kekagumannya pada Om Koko pun disebutkan dibeberapa bagian seperti “Kedua lesung pipinya terlihat semakin cekung, menghiasi wajah tampannya yang terbungkus oleh jambang samar”. Selain itu, kebencian Kumala terhadap ibunya yang berakar dari rasa cemburu juga tertulis seperti “Om Koko bersorak girang sambil mencium kening ibu, ketika ibu berhasil memainkan sebuah lagu dengan kunci accord sederhana. Aku tidak menyukai pemandangan mesra itu!”
     Pesan yang ada dalam cerita ini mengingatkan kita pada istilah lama yaitu bahwa surga ada di telapak kaki ibu, bagai mana pun sikap seorang ibu pada anaknya apalagi yang menyangkut cinta tak sepantasnya anak membenci ibunya sendiri.
     Cerita yang masih menggantung dan membuat penasaran dalam cerpen yaitu keberadaan sang ayah yang tidak diketahui keberadaannya dan tidak ada cerita sedikitpun mengenai ayah tokoh utama tersebut.

Minggu, 16 Januari 2011

"Sejumput harapan"

Malam itu... dingin. aku ditemani sahabatku.
lut.. sapanya...
apa? jawabku.
lo knpa?? ngga...

diam.
knp lo?? tanyanya lagi dengan nada tinggi.
diam(lagi).

 ternyata malam itu menjadi asing bagiku karena aku dilanda kesusahan karena perutku lapar...
menunggu temanku datang membawa makanan(sejumput harapan=karena lapar)
hehheeeee

Jumat, 14 Januari 2011

Farees Mohammad

Nama Mohammad Luthfi Faris
TTL 04 Maret 1990
Alamat Parungpanjang-Bogor-Indonesia
Universitas Pakuan
'Bout me...
Pendiam, kadang-kadang rame, tergantung 'mood'.
mencoba belajar menjadi Penulis.
ayayaaaay.. amiiiin.